Selain mengetahui seluk-beluk bibit ikan yang bagus, beternak ikan juga harus memahami kondisi fisik air kolam pemeliharaan. Lalu, kejelian dalam memilih pakan/makanan ikan juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan budi daya ikan.
Makanan ikan berfungsi sebagai sumber energi dan materi kehidupan dalam budi daya ikan. Karena itu, pakan mempunyai pengaruh penting terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
Selama ini hampir sebagian besar peternak ikan masih mengandalkan pelet sebagai makanan ikan. Selain mudah didapat dan awet, proses pembuatannya relatif mudah. Karena itu, peternak bisa memproduksinya sendiri.
Sayang, pelet berbahan pengawet dan mengakibatkan rusaknya lingkungan perairan. Pelet yang tidak termakan oleh ikan pun akan meninggalkan sisa. Ini menjadikan air keruh dan kotor.
Untuk itu, diperlukan alternatif makanan ikan alami. Salah satunya adalah maggot. Inilah yang mendorong Hartoyo dan Purnama Sukardi, peneliti dari Pusat Ahli Teknologi dan Kemitraan (Pattra) Lembaga Penelitian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, meneliti makanan alternatif untuk ikan peliharaan. Peneliti ingin mencari pakan ikan alami yang ramah lingkungan.
Memproduksi makanan ikan alami memang bukan hal mudah. Tapi, hal itu bukanlah pekerjaan sulit. Persoalannya terletak pada sarana dan prasarana yang tergolong cukup mahal untuk ukuran ekonomi masyarakat pedesaan secara umum. Selain itu, diperlukan keahlian khusus dalam pengoperasiannya.
Pakan sebagai makanan ikan yang baik harus mengandung nilai gizi tinggi dan seimbang. Gizi utama dalam pakan ikan setidaknya mengandung unsur protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
Jumlah pakan yang dibutuhkan ikan setiap hari berhubungan erat dengan bobot dan umurnya. Namun, persentase jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya ukuran dan umur ikan. Rata-rata jumlah pakan harian yang dibutuhkan seekor ikan adalah 3 persen - 5 persen dari bobot total tubuhnya.
Ikan berukuran kecil dan berumur muda membutuhkan jumlah pakan lebih banyak daripada ikan dewasa berukuran besar. Kebutuhan akan nutrisi ikan kecil juga lebih tinggi. Terlebih pada kebutuhan unsur proteinnya.
Misalnya, ikan dengan bobot 250 gram, kebutuhan pakan harian 1,7 persen - 5,8 persen dari biomassanya. Sementara ikan yang bobotnya 600 gram, kebutuhan pakan hariannya hanya 1,3 persen - 3 persen dari biomassanya.
Protein berfungsi membentuk dan memperbaiki jaringan dan organ tubuh yang rusak. Pada kondisi tertentu protein digunakan sebagai sumber energi pada proses metabolisme.
Selama ini para petani ikan sudah memanfaatkan limbah ampas tahu untuk makanan ikan. Namun, hal itu dilakukan secara langsung tanpa melalui proses terlebih dahulu. Padahal, ampas tahu tidak bisa diberikan kepada semua jenis ikan.
Selain itu, hal ini dapat berdampak negatif, baik pada ikan maupun lingkungan hidup. Terlebih limbah tahu cair, yaitu sisa air tahu yang tidak menggumpal sehingga mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut. Selanjutnya, terjadi perubahan secara fisika, kimia, dan hayati yang menghasilkan zat beracun. Tentu hal itu menjadi media potensial bagi tumbuhnya kuman penyakit
http://artikellama.blogspot.com/
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar