Selasa, 07 September 2010

Akulturasi Keunikan Busana Tradisional Betawi




Busana Tradisional Betawi tampilan busana khas Betawi kaya akan nuansa warna dan ragam. Lihat saja, keanekaragaman motif batik tradisional yang kental nuansa Cina, Timur Tengah, dan Eropa. Memang, keberagaman itu terwujud dari akulturasi berbagai kebudayaan asing dan lokal. Bukti akulturasi dari Busana Tradisional itu semua bisa dilihat di Museum Tekstil di Jalan Petamburan Nomor 4 Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menurut Kepala Seksi Edukasi Museum Tekstil Tukiran Effendi, masyarakat Betawi kerap menggunakan Busana Tradisional berbahan kain batik beraneka motif dari hasil akulturasi tersebut. Misalnya, pengaruh dari Cina, yaitu Buketan, Liong, Lokcan atau Burung Hong. Sementara motif kereta kuda atau binatang khas Eropa dengan warna biru menandai masuknya pengaruh Eropa. Sedangkan, kebaya Krancang atau terkenal disebut kebaya Encim, kebaya Enyak, baju Sadariah, dan baju Abang-None serta pakaian pengantin Betawi, mendapat pengaruh Timur Tengah.

Keunikan lain dari Busana Tradisional, lanjut Tukiran, warga Betawi, baik kalangan atas maupun bawah menggunakan motif yang sama. Hanya saja yang membedakan adalah pemilihan bahan batiknya. Untuk kalangan atas, umumnya terbuat dari bahan Mori halus Cap Sen. Sementara untuk kalangan bawah terbuat dari Mori kasar atau Belacu. Tak hanya itu, para pengunjung juga bisa melihat berbagai jenis alat permainan tradisional, seperti Yoyo, Ketapel, dan Gasing. Tak ketinggalan, satu perangkat alat masak dan peralatan nelayan tradisional bisa dilihat pengunjung museum

http://batikindonesia.info
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar