Panti asuhan harus mampu memberdayakan diri agar mempunyai kekuatan ekonomi. Salah satu caranya, panti asuhan harus mampu membentuk koperasi.
Pembentukan koperasi juga turut melestarikan budaya bangsa. Salah satunya-menurut Subiakto yang juga Ketua Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS)-melestarikan budaya gotong royong. Koperasi juga mengandung unsur pendidikan karena memberi pelajaran mengenai efisiensi. Karenanya, modal koperasi sesungguhnya tidak perlu besar.
Dikatakannya, koperasi bukanlah sebuah kumpulan permodalan, tapi kumpulan manusia yang mau berupaya bersama. Sehingga, besar-kecilnya modal bisa disepakati bersama. Pembentukan koperasi di panti asuhan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan warga di panti tersebut. Namun, di sisi lain, diingatkannya, pembentukan koperasi di panti asuhan hendaknya juga melibatkan warga di sekitar panti. Sehingga, keberadaan panti bisa dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar.
Satu solusi lagi, menurut Subiakto, yang bisa membuat panti asuhan tidak tergantung pada bantuan ialah pembentukan pos-pos pemberdayaan. Dikemukakannya, keberadaan panti asuhan juga harus diberdayakan karena juga sebagai objek sasaran millenium development goals (MDGs).
"Dengan memberdayakan panti asuhan, diharapkan ke depan panti bisa berperan sebagai sentral pembangunan dalam upaya mencapai pengentasan kemiskinan," tuturnya.
Pasalnya, dengan konsep pos daya, panti asuhan tidak sekadar sebagai objek pembangunan, tapi juga mampu menjadi subjek pembangunan. "Harus mampu menjadi wadah inklusif menjadi mediator bagi penyampaian program-program pemerintah pada masyarakat sekitar," ujarnya menambahkan.
http://www.suarakarya-online.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar